Peluang dan kesempatan menjadi harapan semua orang, khususnya Kaum Perempuan. Berkaca dengan pandangan dan kegigihan Kartini, setiap perempuan tentunya berharap mendapat kesempatan dan peluang yang sama dengan laki-laki.
Belum lama ini, tepatnya tanggal 21 April, kita baru memperingati Hari Kartini. Berkat kegigihan dan pandangan Kartini mengenai emansipasi, perempuan berhak mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Terbukti hingga saat ini, perempuan sudah memiliki peran ganda, tidak hanya berperan penting terhadap capaian karir tetapi juga mengurus rumah tangga, yang tercermin dari ASN perempuan saat ini. Banyak ASN Perempuan multitasking, selain disiplin dalam karirnya, mereka disibukkan juga dengan urusan anak dan rumah tangganya.
Dibalik itu semua, ternyata ASN perempuan turut berperan aktif dalam pencapaian target Pembangunan. Menurut data Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada 30 Juni 2022, ASN perempuan masih mendominasi jumlah ASN di Indonesia dibandingkan laki-laki. Jumlah ASN perempuan yang mencapai 2,35 juta lebih banyak 8 persen dibandingkan jumlah ASN laki-laki sebesar 1,99 juta. Selain itu, selama lima tahun terakhir, Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Perempuan di Indonesia terus menunjukkan adanya peningkatan (BPS, 2023). Pada tahun 2019, IPG berada pada posisi 75,24 yang meningkat hingga mencapai 76,90 poin pada 2023. Hal ini menunjukkan bahwa Perempuan Indonesia masih memiliki peran aktif dalam kehidupan ekonomi dan politik. Selain itu, tidak sedikit pemimpin jabatan puncak adalah seorang perempuan. Bahkan, Indonesia menduduki peringkat keempat negara yang memiliki pemimpin perempuan terbanyak di dunia dengan persentase sebanyak 37 persen (Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), 2023).
Permasalahan hingga saat ini, masih ditemukan kesenjangan antara laki-laki dan Perempuan, salah satunya dalam bidang politik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 575 orang yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024. Dari jumlah tersebut, ada 120 orang wakil rakyat yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah tersebut porsinya baru mencapai 20,87% dari total anggota DPR RI dari hasil pemilihan umum (Pemilu) legislatif 2019. Sisanya, terdapat 455 orang anggota DPR berjenis kelamin laki-laki.
Kondisinya ini tentunya dapat menggambarkan masih ada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di ranah publik dan pengambilan keputusan. Dari data tersebut menunjukkan peran kaum perempuan khususnya di bidang politik masih rendah karena perempuan untuk terjun dalam bidang politik menghadapi banyak tantangan seperti beban ganda, masih ada perempuan atau masyarakat yang beranggapan bahwa dunia politik dinilai sebagai dunia yang kejam dan kotor tidak cocok untuk kaum perempuan, kegiatan politik banyak dilakukan malam hari dsb.
Saat ini, Pemerintah sedang dalam tahapan Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). IKN diagendakan akan menjadi kota ramah perempuan, yang harapannya dapat mengikis kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. Kota ramah Perempuan memungkinkan setiap warganya dapat mengakses layanan perkotaan yang komprehensif (seperti transportasi, akomodasi dan keamanan) serta menjamin atas adanya perlindungan terhadap kekerasan dan hak asasi lainnya. IKN memberikan peluang kesempatan kerja yang sama antara laki-laki dan perempuan. Hal ini selaras dengan apa yang menjadi salah satu prinsip pembangunan IKN yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2023 tentang Perincian Rencana Induk IKN.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), tuntutan pekerjaan kedinasan tidaklah terlepas dari rutinitas, terlebih bagi ASN perempuan. Manajemen waktu tentunya sangat diperlukan agar bisa berbagi peran dengan seimbang, baik peran sebagai ASN maupun peran sebagai ibu atau istri. Kemampuan alamiah perempuan untuk mengerjakan banyak tugas dalam satu waktu merupakan anugerah yang Tuhan berikan untuk bisa beradaptasi di beragam lingkungan dengan mudah.
Di era digital seperti saat ini, pekerjaan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja atau lebih dikenal dengan Work From Anywhere (WFA). Apalagi semenjak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, banyak hal yang kemudian dipermudah oleh teknologi. Kegiatan yang semula hanya dapat dilakukan dengan pertemuan fisik kini cukup dilakukan dari rumah saja. Pilihan jenis aktivitas untuk meningkatkan kompetensi juga banyak bertebaran diberbagai platform digital. Berbagai kemudahan ini merupakan peluang yang semestinya tidak di sia-siakan begitu saja.
Dengan meningkatnya kompetensi yang dimiliki, perempuan akan memiliki nilai tambah untuk mendapatkan peluang yang sama dengan laki-laki. Semangat yang diserukan oleh Kartini melalui surat-suratnya, untuk terus maju meraih mimpi tentunya menjadi cambuk bagi para ASN perempuan untuk lebih kreatif dan produktif.
Meneladani semangat Kartini era sekarang, bukan lagi sekadar seremonial dengan bersolek dan mempercantik diri dengan kebaya agar terlihat anggun. Akan tetapi lebih dari itu, peringatan hari Kartini adalah momentum untuk terus semangat berproses dan bertumbuh, maju tanpa merisaukan gender namun tetap sadar akan kodratnya sebagai perempuan. Adanya IKN sebagai Kota Ramah Perempuan berupaya memberikan peluang bagi perempuan untuk memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Semoga pembangunan IKN bisa menjawab harapan ASN Kartini saat ini.!
30 April 2024
https://sembaridinas.id/article/ikn-sebagai-kota-ramah-perempuan-harapan-asn-kartini-saat-ini-RkLSh
Statistisi Ahli Muda
BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung