Dilema Ketahanan Bangunan Perumahan Babel

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan penggunaan atap asbes termasuk ke dalam hunian tidak layak. Sejak tahun 2019, untuk mengklasifikasikan hunian/rumah layak huni BPS mengadopsi dari United Nation. Dari 4 klasifikasi, ketahanan bangunan jadi salah satu syarat hunian/rumah layak huni. ketahanan bangunan (durable housing) artinya atap terluas berupa beton/ genteng/ seng/ kayu/ sirap; kemudian dinding terluas berupa tembok/ plesteran anyaman bambu/kawat, kayu/papan dan batang kayu; dan lantai terluas berupa marmer/granit/keramik dan sejenisnya. Lebih dalam lagi, jika salah satu indikator pembentuk tersebut nilainya rendah maka kriteria ketahanan bangunan yang terbentuk akan rendah juga. Oleh karena itu penggunaan asbes sebagai atap rumah tidak masuk dalam prasyarat ketahanan bangunan untuk rumah layak huni.

Dari Long Form Sensus Penduduk 2020 pada tanggal 30 Januari 2023, BPS Babel mencatat bahwa Persentase Rumah Tangga yang menempati rumah yang Memenuhi Syarat Ketahanan Bangunan  adalah sebesar 40,06 persen saja. Dengan kata lain masih banyak sekali rumah tangga yang menempati rumah yang tidak memenuhi syarat ketahanan bangunan. Rendahnya data ini disebabkan oleh banyaknya hunian yang menggunakan atap tidak sesuai syarat ketahanan bangunan. Setidaknya ada sebesar 40,15 persen rumah tangga yang masuk kedalam kategori tersebut. Jika diteliti lebih lanjut ternyata pengunaan atap asbes menjadi faktor utama rendahnya ketahanan bangunan di Babel. Parahnya penelitian membuktikan bahwa penggunaan asbes dalam waktu jangka panjang dapat menyebabkan asbestosis.

Asbestosis bisa jadi adalah nama penyakit yang asing di telinga kita, namun tanpa sadar berpeluang besar mengidapnya. Asbestosis adalah penyakit pernapasan non-kanker, kronis,namun terkategorikan serius. Serpihan asbes yang terhirup bisa merusak jaringan paru-paru sehingga memicu peradangan akut. Gejala asbestosis berupa bunyi kering berderak di paru-paru saat menghirup serta sesak napas. Dikasus yang lebih parah, asbestosis bisa menyebabkan gagal jantung pada penderitanya.

Belum ditemukan cara ampuh untuk mengobati penyakit asbestosis. Dilansir dari halaman HaloDoc, penyakit ini dapat berakibat fatal dan berujung pada gagal jantung. Mereka yang sedang merenovasi bangunan yang mengandung asbes sangat mungkin menghadapi risiko signifikan dari kondisi ini, tergantung pada tindakan pencegahan yang diambil seperti menggunakan masker atau berada di lingkungan terbuka.

Asbes merupakan bahan material yang dekat dengan bangunan kita. Hampir dapat ditemukan material asbes di setiap hunian yang ada di Indonesia, khususnya Kepulauan Bangka Belitung. Bisa dikatakan serat fiber asbes adalah material insulasi terbaik yang pernah ada.

Sebagai provinsi kepulauan, Babel dikelilingi oleh hamparan pantai yang menyebabkan suhu di permukaannya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya. Oleh karena itu masyarakat Babel banyak yang menjatuhkan pilihan atap rumah mereka kepada asbes. Atap asbes acap kali digunakan untuk bangunan karena tahan panas dan tahan api, kedap air, serta harganya cukup terjangkau. Pemasangan asbes untuk bagian atap pun terbilang sangat mudah. Jadi, sangat efisien dalam segi waktu dan tenaga. Selain itu, asbes yang ringan dinilai lebih aman dan efisien dari sisi biaya pengeluaran. Memasang asbes tidak memerlukan banyak dukungan, sehingga konsumen akan menghemat lebih banyak tenaga kerja.

Perlu dukungan oleh semua pihak mulai dari pemerintah yang berwewenang terkait kebijakan perumahan dan edukasi, pengembang perumahan sebagai pihak yang cukup dominan dalam upaya perbaikan angka ketahanan bangunan yang ada di Babel, serta masyarakat sebagai konsumen yang harus pandai dan cerdas dalam menentukan. Semua harus saling bersinergi dalam upaya perbaikan angka ketahanan bangunan, sebagai cerminan hunian layak di Babel. Dibalik hunian yang layak dan nyaman ada sumber kebahagiaan yang besar, kesehatan serta hati nurani bagi setiap yang menempatinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *