Mengintip Permasalahan Sampah : Kebersihan Objek Wisata Tanggung Jawab Siapa?

Saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tidak lagi fokus mengejar angka kunjungan wisatawan, tetapi lebih fokus pada usaha mendorong pariwisata berkelanjutan atau sustanaible tourism. Aspek lingkungan merupakan salah satu pilar yang menjadi fokus perhatian Kemenparekraf/ Baparekraf dalam upaya pengembangan sustanaible tourism.

Salah satu permasalahan lingkungan pada objek wisata yang tidak luput dari perhatian adalah kurangnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan objek wisata. Realitanya penanganan kebersihan objek wisata di Bangka Belitung saat ini masih terbilang rendah. Berkaitan dengan hal tersebut, pada Mei 2022, salah satu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengkampanyekan Gerakan Sapta Pesona Pariwisata dengan melakukan pembersihan sejumlah objek wisata. Tujuan dari gerakan tersebut tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas layanan wisata yang bersih dan rapi dalam upaya membangun sustanaible tourism. Lantas, apakah sebenarnya masalah kebersihan objek wisata dapat teratasi untuk membantu terwujudnya sustanaible tourism di Bangka Belitung?

Gambaran Kualitas Lingkungan Hidup Bangka Belitung

            Pada tahun 2020, kualitas lingkungan hidup di Bangka Belitung terbilang baik. Hal ini terlihat dari nilai indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) yang dihasilkan sebesar 73,50, yang lebih besar dibandingkan rata-rata nasional yaitu sebesar 71,01 (BPS, 2020). Meskipun kualitas lingkungan hidup sempat memburuk pada tahun 2019 karena IKLH yang dihasilkan pada tahun 2019 (64,85) lebih  kecil dibandingkan rata-rata nasional sebesar 67,20 (BPS, 2019). Namun demikian, perbaikan terjadi pada tahun 2020, sehingga terjadi peningkatan indeks sebesar 8,65 poin pada tahun 2020.

Kualitas lingkungan hidup yang sudah baik setidaknya sudah diimbangi dengan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan, salah satunya adalah kebersihan objek wisata. Namun, ternyata di balik kualitas lingkungan hidup yang baik, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan objek wisata masih rendah.

 

Sekilas Tentang Sapta Pesona Pariwisata dan Hubungannya dengan Sustanaible Tourism

 Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan yang identik dengan indah dan bersih. Dengan kondisi dan suasana yang indah dan bersih, harapannya akan meningkatkan kepuasan wisatawan serta meningkatkan kualitas daya tarik serta kesan wisatawan untuk kembali berkunjung. Di lain sisi, Sustanaible tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat dapat memberikan dampak jangka panjang baik  lingkungan, sosial budaya, serta ekonomi, bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung. Dengan terwujudnya sapta pesona pariwisata di Bangka Belitung, harapannya masih  ada peluang terwujudnya sustanaible tourism di Bangka Belitung. Namun, dengan kondisi kurangnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan objek wisata di Bangka Belitung, akankah masih ada peluang terwujudnya sustanaible tourism di Bangka Belitung?

 Potensi Wisata Bangka Belitung  vs Hambatan Mewujudkan Sustanaible Tourism

Bangka Belitung merupakan negeri Laskar Pelangi dengan jajaran pantainya yang memesona. Keindahan objek wisata di Bangka Belitung terletak pada pesona wisata baharinya yang memikat. Hamparan pasir putih dengan bebatuan granit dan pemandangan laut biru menjadi daya tarik tersendiri. Keindahan pantai yang ada di Bangka Belitung tentunya tak kalah menarik dengan pantai cantik di Indonesia timur lainnya. Namun sangat disayangkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan di objek wisata tersebut masih rendah. Kurangnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan pantai nyatanya masih menjadi salah satu hambatan untuk mewujudkan Bangka Belitung sebagai destinasi wisata berbasis sustanaible tourism.

Salah satu pantai yang paling terkenal dan berada di pusat kota Bangka Belitung adalah Pantai Pasir Padi. Pantai tersebut sering menjadi objek wisata yang rutin dikunjungi oleh masyarakat Bangka Belitung. Tidak hanya keindahan alam yang ditawarkan, biaya administrasi untuk mengunjungi pantai tersebut juga terbilang “ramah kantong”, karena setara dengan uang parkir kendaraan yang dibawa oleh wisatawan.

Di balik keindahan yang ditawarkan, menumpuknya sampah masih menjadi permasalahan di Pantai Pasir Padi. Hal ini terbukti dengan masih banyak ditemukan sampah anorganik pada hari sabtu maupun hari minggu (Sari dan Eka, 2020). Total sampah yang dikoleksi hari sabtu adalah sebanyak 50.887 gram, sementara total sampah yang dikoleksi hari minggu adalah sebanyak 17.018 gram. Komposisi sampah yang paling banyak dikoleksi berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah sampah organik berupa kaca, plastik pembungkus permen dan bungkus makanan ringan serta botol plastik. Tingginya sampah plastik yang berada di sepanjang pesisir pantai menandakan bahwa masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan di objek wisata.

Kebersihan Objek Wisata Tanggung Jawab Siapa ?

Masalah kebersihan dan sampah ini sebenarnya sederhana. Jika ada kesadaran membuang sampah pada tempatnya, atau menyimpan terlebih dahulu sampai ditemukan tempat sampah, mungkin fenomena menumpuknya sampah di objek wisata sudah tidak dirasakan lagi. Lantas, kebersihan objek wisata merupakan tanggung jawab siapa?

Budaya menjaga kebersihan objek wisata seharusnya bukan merupakan tanggung jawab wisatawan saja. Sejatinya, pengelola, pedagang, masyarakat maupun wisatawan terlibat bersama menjaga kebersihan lingkungan  objek wisata.

Solusi yang dapat diambil salah satunya adalah melaksanakan kegiatan bersih-bersih kawasan objek wisata secara rutin bersama stakeholder terkait,  seperti Dinas Pariwisata setempat, para pelaku usaha dan kelompok peduli. Dengan adanya kegiatan tersebut, harapannya dapat menstimulus dan mengedukasi masyarakat, khususnya yang berada di kawasan wisata untuk lebih peduli menjaga kebersihan lingkungan objek wisata di daerahnya.

1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *