Memperkuat Indonesia sebagai Destinasi Pariwisata Ramah Muslim

Sektor pariwisata digadang menjadi andalan perekonomian nasional. Namun, sangat disayangkan pandemi menyebabkan sektor pariwisata terpuruk. Setelah hampir dua tahun bertahan dengan adanya pembatasan aktivitas karena pandemi, sektor pariwisata berhasil menghirup angin segar. Hal ini terbukti dengan digelarnya kongres halal internasional pada tanggal 14-18 Juni 2022 di Bangka Belitung. Lantas, akankah pelaksanaan kongres tersebut menjadi sinyal untuk memperkuat pariwisata ramah muslim di Indonesia yang sebelumnya sempat melesu karena terdampak pandemi? Continue reading →

Paradoks Investasi Akomodasi Pariwisata di Babel

Paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran. Paradoks adalah kata yang pas menggambarkan bagaimana investasi yang mengalir deras belum tentu berbuah pada penilaian output yang tinggi. Seperti halnya paradoks investasi infrastruktur di Provinsi Kepulauan Bangka Beliutung.

Investasi merupakan satu kata yang menggiurkan bagi telinga. Entah itu bagi pengusaha maupun pemerintah daerah, mendengar satu kata ini seolah mendapatkan gairah lebih dalam bermimpi. Investasi atau penanaman modal berupa finansial maupun tenaga kerja sangat diidam-idamkan dalam sebuah pembangunan. Dengan adanya investasi bisa dipastikan beberapa hambatan dapat diselesaikan, asalkan tepat guna. Investasi yang tidak berdasarkan ilmu dalam melihat potensi di masa depan, tentu saja seolah bergantung pada rumput liar. Tidak bisa diharapkan. Continue reading →

Paradoks Investasi Akomodasi Pariwisata di Babel

Paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran. Paradoks adalah kata yang pas menggambarkan bagaimana investasi yang mengalir deras belum tentu berbuah pada penilaian output yang tinggi. Seperti halnya paradoks investasi infrastruktur di Provinsi Kepulauan Bangka Beliutung. Continue reading →

Kok Bisa Sih TPK Babel Kecil

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel didefinisikan sebagai perbandingan antara banyaknya malam kamar hotel yang terpakai dengan banyaknya malam kamar hotel yang tersedia. Statistik ini yang acap kali digunakan sebagai indicator keberhasilan pariwisata suatu daerah. Hal ini dikarenakan penghitungan TPK cukup “mudah” asalkan adanya kerja sama antara supplier data (pihak hotel) dan penghitung angka (Badan Pusat Statistik). Selama keduanya akur, maka sudah jaminan angka TPK ini dapat dirilis setiap bulannya.

Indikator pariwisata seperti halnya jumlah wisatawan sangat sulit diperoleh. Pertama definisi wisatawan cakupannya cukup luas. Menurut Suryadana (2013) seseorang bisa dikatakan wisatawan, jika dia melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan berlibur, berbisnis, berolahraga, berobat, dan bahkan menuntut ilmu. Nah dari definisi ini saja sungguh sulit mencatat orang yang berpergian untuk tujuan olahraga dan berobat. Nampak mustahil jika BPS ataupun dinas pariwisata harus menuju ke rumah sakit mencata orang dari luar daerah yang berobat, atau ke tempat kebugaran mencatat wisatawan yang pergi berolahraga. Continue reading →