Merajut Asa Pariwisata Babel

Dalam Berita Resmi Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 1 November 2021 mengemukakan bahwa transportasi dari dan menuju Babel kembali bergairah. Hal ini tercermin dari jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dari Babel kembali merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir . Pada bulan September tercatat sudah 19,01 ribu orang yang berangkat dari Bandar Udara Depati Amir dan sebanyak 7,95 ribu orang berangkat dari Bandar Udara H.As. Hanandjoeddin. Sementara itu penumpang yang merapat ke Babel juga menunjukkan tren positif. Bandar Udara Depati Amir menyambut 17,90 ribu orang dan Bandar Udara di Pulau Belitung menyambut setidaknya 7,92 ribu orang pada periode September kemarin.

Setali tiga uang dengan penumpang jalur udara, penumpang jalur lautpun menunjuk tren yang positif. Total penumpang yang datang ke Babel dari seluruh pelabuhan tercatat naik 37,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara aktivitas penumpang yang keluar Babel juga kembali bergairah dimana terlihat kenaikan 40,58 persen. Hilir mudik penumpang baik yang datang dan pergi ini menjadi angin segar bagi hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari pedagang hingga mereka yang hendak menimba ilmu keluar Babel. Semua senang, semua menang.

Peningkatan ini merupakan salah satu dampak dari landainya kasus positif Covid-19 beberapa bulan terakhir. Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19  dalam lingkup nasional sepanjang Juli-September 2021, tren pertambahan kasus positif virus corona perlahan menurun memasuki Agustus hingga awal September 2021. Penurunan kasus positif Covid-19 berjalan konsisten, hingga tambahan kasus turun mencapai di bawah 100 ribu kasus dalam sepekan. Pada periode 26 Agustus-1 September kasus kembali turun menjadi 73.301 kasus. Tambahan kasus positif Covid-19tiap pekannya hanya menyentuh kisaran 40-50 ribu kasus. Menurunnya angka ini tentu saja jangan sampai membuat semua terlena namun fakta ini bisa jadi bukti sahih keberhasilan vaksinasi massal yang digenjot pemerintah. Sinyal ini juga menjadi lampu hijau pergerakan ekonomi ke arah yang lebih baik.

Kemudahan untuk berpergian juga didukung oleh regulator alias pemerintah. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan penumpang pesawat tak lagi wajib melakukan tes PCR untuk seluruh rute penerbangan mulai Rabu, 3 November 2021. Hal ini sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPKM yang dilakukan pemerintah di tengah penurunan kasus covid-19 belakangan ini. Terus turunnya level Covid-19 khususnya di Jakarta yang tetap anteng di level dua, memberikan dampak langsung bagi mobilitas yang masuk terutama ke Babel. Mobilitas yang semakin dinamis tentu merupakan bahan bakar bergeraknya seluruh sendi-sendi perekonomian khususnya pariwisata.

Hujan berpohon panas berasal. Akibat merangkaknya angka mobilitas, pariwisata Babel kini dapat kembali merajut asa. Transportasi layaknya bahan bakar bagi laju pariwisata lokal di seluruh daerah. Jika transportasi macet, maka macet juga geliat pariwisata di situ, pun sebaliknya. Hal ini dapat dicermati dari jumlah tamu yang menginap di hotel berbintang pada bulan September 2021. BPS mencatat sebanyak 27.510 orang menginap atau dengan kata lain naik sebesar 48,26 persen dibandingkan jumlah tamu bulan sebelumnya yang “hanya” sebanyak 18.555 orang. Tentu mereka yang menginap di hotel kebanyak merupakan pendatang yang melakukan keperluan bisnis hingga sekedar berwisata. Dengan masuknya 27 ribu orang tadi ke hotel-hotel, membuat tingkat penghunian kamar di Babel kembali naik. Sempat kendor di bulan Juli- Agustus dengan kisaran 15 persenan saja, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) kembali meroket ke level 23,45 persen. Ini merupakan kali kedua TPK Babel hampir menyentuh angka di atas dua persen 24 persen sepanjang tahun 2021 ini. Lagi-lagi ini merupakan pertanda baik bagi pariwisata dan orang-orang yang selama ini menggantungkan asa ekonominya di sektor pariwisata.

Pariwisata merupakan sektor yang membuat nama Babel turut diperhitungkan di level nasional. Lepas dari kelamnya masa eksploitasi berlebih terhadap pengerukan timah dan pasir kwarsa, pariswisata diharapkan jadi pijakan perekonomian berkelajutan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi yang ditopang dengan pariwisata yang baik merupakan bentuk dari pertumbuhan ekonomi yang go green alias ramah lingkungan. Pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan sangat diidamkan oleh seluruh wilayah karena tidak merusak alam dan menjamin perekenomian yang berkelanjutan di masa yang akan datang.

Event dalam skala besar di Babel mulai kembali dihelat. Terakhir Babel menjadi tuan rumah dalam ajang lomba tembak tingkat nasional dan internasional. Dengan mulai terselengaranya event-event seperti ini nadi pariwisata akan terus berdenyut. Belum lagi nanti akan diselenggarakannya Toboali City On Fire di Bangka Selatan, Belitung Expo hingga Triathlon Belitung Internasional. Masing-masing Pulau Bangka dan Belitung seolah tidak ada habisnya menampilkan pesonanya pasca keterpurukan perekonomian pasca timah. Inilah penyebab paling konkret mengapa antusiasme wisatawan untuk tetap berkunjung ke Babel walaupun pandemi sejatinya belum berakhir. Masa dimana Babel kembali dilirik pesona pariwisatanya sudah terbentang di depan mata, mari tetap waspada dan terus berinovasi dalam menggerakkan pariwisata Babel. Tak pernah berhenti berharap, tetap terus merajut asa di balik kelamnya pandemi yang menyelimuti hingga saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *