Menakar Gairah Ekonomi Babel Pasca Ramadhan

Sang kekasih yang dinanti akan hilang dari peraduan. Begitulah kiranya kalimat pujangga fisabilillah yang akan segera ditinggalkan oleh bulan Ramadhan. Ramadhan berjalan begitu cepat. Tanpa terasa saat ini sisa Ramadhan dapat dihitung dengan jari. Seiring berjalannya hari-hari di bulan yang penuh kemuliaan ini, sudah sepantasnya untuk diisi dengan amalan-amalan yang baik. Tidak lengkap rasanya jika Ramadhan dilalui tanpa perilaku bersedekah, mudik lebaran dan tradisi-tradisi khas lainnya. Dengan adanya ritual ini, perputaran uang berjalan, pemerataan terjadi dan berdampak pada bergeraknya roda perekonomian suatu daerah. Sayangnya tahun ini tak ubahnya tahun lalu. Mudik dilarang. Continue reading →