Bergerak Bersama menjadi “Pahlawan”

Kisah perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sudah begitu sering kita dengar. Pertempuran yang melibatkan pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda pada 10 November 1945 merupakan peristiwa perang besar pertama setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan. Para tokoh masyarakat seperti pelopor muda, Bung Tomo terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya. Pertempuran yang terjadi di Surabaya memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya para pejuang yang gugur pada hari itu menjadikan tanggal 10 November dikenang dengan Hari Pahlawan.

Tak sekedar mengenang jasa-jasa yang telah para pahlawan korbankan dan kobarkan. Perjuangan pahlawan yang mementingkan negara bukan mementingkan diri sendiri selayaknya patut kita jadikan panutan untuk melanjutkan kemerdekaan Republik Indonesia. Perjuangan masa kini tidak lagi dengan mengayunkan tombak bambu akan tetapi dengan banyak cara. Apalagi pada saat kondisi pandemi Covid19 saat ini. Dampak pandemi sangat dirasakan di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia.

Data pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 november lalu menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami resesi (perlambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi selama dua kuartal). Dimana pada triwulan II dan triwulan III mengalami kontraksi (pertumbuhan ekonomi minus) dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Pada triwulan kedua tahun 2020 dibanding dengan triwulan kedua tahun 2019 pertumbuhan ekonomi terkontraksi 5,32 persen dan pada triwulan ketiga 2020 dibanding dengan triwulan ketiga tahun 2019 pertumbuhan ekonomi terkontraksi 3,49 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami resesi. Begitupun dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang pertumbuhan ekonominya bahkan lebih rendah dibandingkan nasional.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan kedua Tahun 2020 dibandingkan dengan triwulan kedua tahun 2019 terkontraksi sebesar 4,99 persen. Pada triwulan ketiga tahun 2020 dibandingkan triwulan ketiga tahun 2019 mengalami kontraksi 4,38 persen. Bangka Belitung mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan dengan nasional.

Resesi berdampak sangat luas, salah satunya menciptakan pengangguran yang tersebar luas. Tingkat pengangguran meningkat dan data menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia meningkat dari 5,23 persen di tahun 2019 menjadi 7,07 persen di tahun 2020. Hal yang sama terjadi di Bangka Belitung, Tingkat Pengangguran Terbuka meningkat dari 3,85 persen di tahun 2019 menjadi 5,25 persen di tahun 2020. Dampak lainnya daya beli masyarakat menjadi rendah dan berujung pada sulitnya memenuhi kebutuhan dasar hidup.

Dampak pandemi Covid19 tidak hanya tugas pemerintah dalam mengatasinya tetapi semua elemen harus ikut berperan. Pemerintah terus berupaya menaikkan kemampuan hidup rakyat dengan menggelontorkan berbagai macam bantuan. Sedangkan kita, masyarakat sudah selayaknya untuk berjuang dengan saling bergotong royong, saling berbagi, dan peka terhadap lingkungan. Kita perlu memperkuat semangat gotong royong untuk mengatasi pandemi dari hal kecil, seperti semangat Gerakan Pakai Masker, Lindungi Kamu dan Aku. Selain itu, hal penting yang harus kita lakukan adalah berbagi, saling menolong satu sama lain dalam hal ekonomi.

Pada 2018, Indonesia telah dinobatkan sebagai negara paling dermawan melalui World Giving Index yang dirilis oleh Charities Aid Foundation. Tentu harapan kita semua hal ini tidak hanya penobatan semata tetapi sangat perlu direalisasikan di masa pandemi ini dan itu sudah terjadi. Setidaknya menurut laman Filantropi Tanggap COVID-19 yang dikelola oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia (covid19filantropi.id), kontribusi sektor swasta hingga akhir Juni 2020 telah mencapai angka Rp905 miliar. Masyarakat Indonesia juga berkontribusi lewat donasi langsung kepada institusi implementer (penyelenggara layanan kesehatan), memberikan donasi secara langsung kepada yang membutuhkan, maupun donasi lewat berbagai platform yang tersedia.

Namun, ketidakjelasan akan akhir dari pandemi Covid19, usaha yang dilakukan tidak dapat berhenti hanya sampai disitu. Tetapi harus terus menerus menumbuhkan semangat Gotong Royong untuk Indonesia menjadi lebih baik. Mari bergerak bersama, kenali lingkungan terdekat, bantu yang membutuhkan. Karena peran Pahlawan itu ada ditangan kita semua.

3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *