Sensus penduduk kembali akan digelar pada tahun ini. Namun, ada yang berbeda pada pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 ini. Sensus Penduduk 2020 akan dimulai dengan pengisian secara Online dan beberapa bulan kemudian akan dilanjutkan dengan metode wawancara (Sensus Penduduk Wawancara) yang ditujukan untuk masyarakat yang belum berpartisipasi pada Sensus Penduduk Online.
Nama lengkap, jenis kelamin, alamat tempat tinggal, pendidikan terakhir yang ditamatkan, dan masih banyak lagi, merupakan keterangan-keterangan yang ditanyakan pada setiap pelaksanaan sensus penduduk. Dan pada tahun 2020 ini, kurang lebih akan di laksanakan Sensus Penduduk yang juga akan mengumpulkan data-data terkait keterangan-keterangan serupa. Sensus Penduduk merupakan salah satu dari tiga jenis sensus yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali (pada tahun yang berakhiran 0) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diseluruh wilayah di Indonesia dan Sensus Penduduk 2020 ini merupakan penyelenggaraan yang ke tujuh setelah kemerdekaan Republik Indonesia.
Kurang dari 20 hari lagi pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 secara Online akan dilaksanakan secara serentak di negeri ini (15 Februari-31 Maret 2020). “Kunci utama sensus penduduk ini adalah partisipasi seluruh elemen bangsa”, pernyataan tersebut disampaikan oleh presiden Jokowi dalam acara Pencanangan Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 di Istana Negara, Jakarta beberapa hari yang lalu. Beliau menghimau agar seluruh masyarakat untuk berpartisipasi pada sensus penduduk ini. Selain mengajak, beliau juga menjelaskan betapa data merupakan jenis kekayaan baru, dan diumpamakan sebagai ‘New Oil’ yang bahkan lebih berharga dari minyak itu sendiri. Beliau juga memaparkan bahwa data yang valid merupakan kunci utama kesuksesan pembangunan negara, jangan samoai membuat perencanaan namun tidak memiliki dan memegang datanya.
Metode Kombinasi
Jika pada pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya BPS menggunakan metode tradisional yaitu melalui pencacahan lengkap yang dilakukan oleh petugas lapangan secara door to door, mulai tahun ini BPS menggunakan metode kombinasi. Metode kombinasi yang dimaksud adalah dengan menggunakan data administrasi kependudukan dari Ditjen Dukcapil sebagai basis data dasar yang kemudian akan dilengkapi pada pelaksanaan Sensus Penduduk 2020. Dengan memulai inovasi besar ini, pemerintah mengharapkan penduduk di tahun 2030 nanti sudah mampu melakukan registrasi data kependudukan dan memutakhirkannya secara mandiri.
Selain inovasi dengan metode kombinasi, BPS juga melakukan gebrakan baru pada tahun ini yaitu seperti yang sudah disebutkan diawal yaitu pengisian secara Online (Sensus Penduduk Online). Pengisian secara online ini tentunya sungguh sejalan dengan era digital dengan kemajuan perkembangan teknologi saat ini. Sensus Penduduk Online merupakan pengumpulan data dengan menggunakan Website online dengan link tertentu. Selain karena faktor perkembangan era digital, Sensus Penduduk Online ini juga diharapkan mampu menjangkau masyarakat-masyarakat dengan tingkat kesibukan yang cukup padat, yang tinggal pada perumahan elit dan apartemen, serta masyarakat yang membutuhkan privasi dalam melakukan pengisian data kependudukan (enggan memberikan informasi melalui wawancara tatap muka dengan petugas).
Sensus penduduk online ini akan dimulai pada tanggal 15 Februari 2020 hingga 31 Maret 2020 melalui link https://sensus.bps.go.id. Hal ini tentu saja merupakan tantangan yang cukup berat, mengingat pengisian secara online ini merupakan yang pertama kali dan sangat membutuhkan respon aktif masyarakat. Berbagai macam cara sosialisasi telah dilakukan oleh rekan-rekan BPS mulai dari melakukan penyebaran konten berupa foto maupun video terkait SP2020 melalui media sosial, pemasangan konten di videotron maupun baliho, dan dalam beberapa kali kesempatan juga BPS melakukan insert sosialisasi pada acara- acara yang diselenggarakan pemerintah baik pusat maupun daerah dan masih banyak lagi.
Tidak hanya secara online, BPS juga tetap melakukan sensus penduduk dengan metode wawancara (Sensus Penduduk Wawancara), yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2020 untuk menjangkau penduduk yang belum memberikan partisipasinya pada Sensus Penduduk Online.
Baik metode online maupun wawancara dilakukan sebagai usaha ‘lebih’ BPS dalam menyediakan data terkait jumlah, komposisi, distribusi dan karakteristik penduduk Indonesia menuju Satu Data Kependudukan. Sensus Penduduk ini juga menjadi sumber data untuk membuat kebijakan dan program pengembangan sosial ekonomi inklusif dan kelestarian lingkungan, selain itu juga digunakan sebagai sumber data dalam pengukuran kemajuan Agenda 2030 dalam SDG’s (Sustainable Development Goals).
Kondisi Provinsi Kep.Babel
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, pada tahun 2019 penduduk di provinsi kepulauan Bangka Belitung ada sebanyak 1.488.792 jiwa, lalu bagaimana dengan tahun 2020? Hal tersebut akan tergambarkan melalui hasil Sensus Penduduk 2020. Maka dari itu diharapkan seluruh masyarakat di provinsi kepulauan Bangka Belitung mampu berpartisipasi aktif pada pelaksanaan Sensus Penduduk 2020. Pengisian data secara online seharusnya bukan menjadi masalah besar di provinsi ini. Berkaca pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019, sebanyak 45,85 persen (hampir sebagian) penduduk berumur 5 tahun ke Atas yang mengakses internet. Selain itu hal ini didukung juga dengan data yang diperoleh dari Statistik Potensi Desa 2018 BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung dimana terdapat 388 dari 391 desa/kelurahan yang terpapar dengan sinyal internet GSM atau CDMA dengan rincian (184 desa/kelurahan dengan kekuatan sinyal internet 4G/LTE, 176 desa kelurahan dengan kekuatan sinyal internet 3G/H/H+, dan 28 desa/kelurahan dengan kekuatan sinyal 2G/E/GPRS). Jadi, didukung dengan informasi-informasi diatas diharapkan banyak dari masyarakat di provinsi ini untuk dapat berpartisipasi pada Sensus Penduduk Online di bulan Februari mendatang dan akan dikunjungi pada bulan Juli mendatang jika memang belum memberikan partisipasinya pada Sensus Penduduk Online. Kontribusi penduduk Bangka Belitung sangat besar dalam menciptakan data kependudukan yang lebih tepat, akurat dan akan berdampak besar pada rencana pembangunan. Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak ikut serta dalam #MencatatIndonesia #MencatatBangkaBelitung pada Sensus Penduduk 2020.
Statistisi Ahli Pertama
BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung