Angka kemiskinan Babel yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan dari 4,77 persen (September 2018) menjadi 4,62 persen (Maret 2019). Meskipun angka kemiskinan turun, tetapi hasil PKL mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta tahun 2017 lalu menunjukkan penduduk Babel masih rentan miskin.
Pada tahun 2016, persentase rumah tangga miskin di Indonesia mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun tidak demikian dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut diakibatkan meningkatnya jumlah rumah tangga tidak miskin menjadi miskin. Hal ini menunjukkan adanya indikasi kerentanan kemiskinan. Rumah tangga rentan miskin ini sangat sensitif terhadap gejolak dan guncangan ekonomi. Adanya guncangan dalam perekonomian, pekerjaan kepala rumah tangga, ataupun kondisi lain yang merugikan, dapat mengakibatkan penduduk menjadi miskin pada periode tertentu. Kerentanan kemiskinan ini dialami oleh rumah tangga yang berstatus tidak miskin, namun memiliki pengeluaran yang dekat dengan garis kemiskinan sehingga jika terjadi gejolak ekonomi dapat memungkinkan terjadinya perpindahan status dari tidak miskin menjadi miskin.
Laju inflasi Bangka Belitung pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 3,48 persen. Inflasi menggambarkan kenaikan harga barang/jasa di suatu daerah. Tingginya inflasi membuat daya beli masyarakat menurun. Seringkali inflasi di Babel lebih tinggi dari inflasi nasional, bahkan yang tertinggi di Indonesia.
Karakteristik Rumah Tangga Rentan Miskin
Rumah tangga yang saat ini dikatakan tidak miskin dapat jatuh miskin karena kejadian tertentu seperti gagal panen, kehilangan pekerjaan, biaya tak terduga, sakit mendadak, bisnis yang vakum, atau risiko dan shock lainnya. Kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh cenderung menjadikannya miskin. Selain itu, jenis/bidang pekerjaan kepala rumah tangga berpengaruh terhadap kemiskinan. Kepala rumah tangga yang bekerja di pertanian akan memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih miskin dibandingkan kepala rumah tangga yang bekerja di non pertanian.
Keterampilan menjadi modal keahlian seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan keterampilan yang dimiliki, orang dapat menemukan pekerjaan yang lebih baik dan memperoleh lebih banyak penghasilan bagi keluarganya. Demikian halnya dengan para petani yang terkena dampak alih fungsi lahan, karena sarana produksi yang berkurang dan menyebabkan penghasilan berkurang. Jenis pekerjaan yang mereka pilih biasanya sesuai dengan keterampilan yang mereka punya. Para petani yang memiliki keterampilan di luar pertanian mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan keterampilannya, sedangkan mereka yang tidak mempunyai keahlian bertahan sebagai petani atau bahkan menjadi pengangguran.
Rumah tangga miskin di perdesaan mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghasilan utama sedangkan rumah tangga miskin di perkotaan lebih banyak mengandalkan penghasilan dari sektor jasa atau sektor informal. Di Babel lebih dari 40 persen rumah tangga bekerja di sector pertanian.
Lebih dari tiga per empat penduduk miskin di Babel berpendidikan SD ke bawah. Tingkat pendidikan yang rendah menjadi salah satu penyebab kemiskinan. Pembangunan suatu negara tidak dapat dilihat dari pendapatan domestik regional bruto saja, tetapi juga mencakup aspek pendidikan. Melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia, pendidikan diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi. Dalam hal ini keterkaitan pendidikan dan kemiskinan sangat kuat karena pendidikan akan memberikan jalan untuk keluar dari jebakan kemiskinan.
Faktor demografi juga menjadi penyebab rumah tangga menjadi miskin. Usia kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga dan jumlah tanggungan dalam rumah tangga. Menurut BKKBN, jumlah anggota rumah tangga yang baik adalah 4 anggota rumah tangga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak. Hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) oleh BPS menunjukkan rumah tangga miskin memiliki jumlah anggota rumah tangga yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin. Lebih dari setngah rumah tangga di Babel memiliki tanggungan 5 orang atau lebih. Status sosial seseorang berhubungan positif dengan kualitas/kondisi rumah. Semakin tinggi status sosial seseorang semakin besar peluang untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik.
Sektor Unggulan
Hasil studi yang dilakukan oleh mahasiswa STIS menunjukkan bahwa 0,27 persen rumah tangga di Babel sangat miskin, kelompok ini merupakan kelompok yang harus diperhatikan lebih oleh pemerintah untuk terlepas dari kemiskinan. Sedangkan 22,76 persen rumah tangga di Babel rentan miskin. Rumah tangga ini yang sangat sensitif terhadap gejolak dan guncangan ekonomi serta dapat memicu meningkatnya angka kemiskinan di Babel.
Pemerintah daerah perlu memperhatikan lapangan usaha untuk masing-masing kabupaten/kota di Babel. Bangka Tengah memiliki tingkat kerentanan kemiskinan tertinggi. Pada kabupaten tersebut lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah sektor pertambangan dan penggalian, tetapi laju pertumbuhannya mengalami penurunan. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki kontribusi terhadap PDRB terbesar kedua justru laju pertumbuhannya melambat. Bangka Tengah merupakan salah satu kabupaten yang ditetapkan Kementerian Pertanian RI sebagai wilayah cabai, bawang merah, dan jeruk nasional. Pemerintah diharapkan mampu mengembangkan sektor ini khususnya pada komoditas cabai dan bawang merah melalui penyediaan bibit unggulan dan monitoring ketersediaan pupuk sehingga produksi lebih optimal.
Kabupaten Belitung, Belitung Timur, dan Bangka Selatan memiliki sektor unggulan pertanian, kehutanan, dan perikanan. Bangka Selatan merupakan kabupaten dengan sektor unggulan tanaman pangan khususnya padi. Selain padi juga tanaman lada. Oleh karena itu perlu diperhatikan penyediaan bibit dan ketersediaan pupuk sehingga Bangka Selatan mampu menjadi daerah swasembada pangan di Babel.
Kabupaten Bangka dan Bangka Barat memiliki sektor unggulan industri pengolahan logam timah tetapi kedua kabupaten ini sama-sama memiliki sektor unggulan lain, yaitu lada dan karet (Bangka), serta durian (Bangka Barat). Komoditas-komoditas ini perlu dimaksimalkan dan dipantau pemasarannya sehingga ketika cadangan timah mulai menurun tidak akan mempengaruhi keadaan ekonomi di kedua kabupaten tersebut.
Kota Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi, memiliki sektor unggulan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Untuk menunjang perekonomian pada sektor tersebut, pemerintah perlu menjaga, mendorong dan membangun sarana-prasarana yang mendukung kegiatan-kegiatan di sektor tersebut. Kabupaten Belitung mengandalkan sektor pariwisata. Sektor ini perlu terus dikembangkan dan mampu memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya. Dampak pariwisata juga harus menetes ke bawah. Jangan Cuma dinikmati oleh pemilik modal. Perlu pengembangan UMKM yang dapat memberikan pemasukan bagi rumah tangga miskin di Belitung.

Statistisi Ahli Muda
BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung