Sudahkah Anak-Anak Babel Sehat, Cerdas dan Bahagia?

Pembangunan dimulai dari anak-anak. Memastikan anak-anak dapat tumbuh bebas dari kemiskinan, sehat dan terdidik, merasa bahagia dan aman, adalah dasar untuk menciptakan generasi yang dapat berkontribusi kepada masyarakat. Untuk itu setiap tanggal 23 Juli kita memperingati hari anak. Pertanyaannya, sudahkah hasil pembangunan membuat anak-anak di Babel tumbuh sehat, cerdas dan bahagia?

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk provinsi dengan jumlah penduduk muda yang siginifikan. Sebanyak 461 ribu atau 34 persen penduduk di provinsi ini adalah anak-anak. Hampir setengah dari semua anak tinggal di perkotaan. Hampir 31 ribu anak (6,6 persen) hidup di bawah garis kemiskinan. Namun lebih banyak yang berada dalam posisi rentan miskin dan hidup dengan pendapatan sedikit di atas garis kemiskinan.

Hanya satu diantara empat bayi diberikan ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupannya yang merupakan angka terendah di Indonesia. Pemberian ASI eksklusif berarti hanya memberikan ASI saja kepada bayi. Tidak perlu yang lain, karena ASI sudah menyediakan seluruh makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama. Jadi, ibu tidak perlu memberikan makanan atau cairan lain seperti susu formula, susu hewani, atau air putih kepada bayi. Karena memberikan makanan campuran sebelum bayi berusia enam bulan justru dapat beresiko merusak pencernaannya.

Anak yang sehat dan tumbuh dengan baik akan bertambah berat badannya setiap bulan. Jika bayi tidak bertambah berat badannya atau berat badannya turun, itu berarti ada masalah dalam asupan gizinya. Di Babel prevalensi malnutrisi cukup tinggi terutama di perdesaan. Sekitar 14 persen bayi lahir dengan berat badan rendah dan lebih dari seperempat balita mengalami stunting (kerdil). Kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi merupakan faktor-faktor yang menyebabkan stunting pada anak. Menerapkan praktek pemberian makan yang optimal sangat penting untuk menjaga keberlangsungan hidup, pertumbuhan, dan perkembangan anak.

Meskipun sudah ada kemajuan, angka kematian anak masih menjadi tantangan. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 20 bayi yang baru lahir meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 32 bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Selain asupan gizi yang baik, anak juga memerlukan imunisasi agar dapat tumbuh sehat. Sayangnya, Mereka yang tidak divaksinasi sama sekali atau tidak lengkap, rentan terhadap risiko tertular penyakit yang sebetulnya dapat dicegah dengan vaksin. Ada 87 persen bayi menerima vaksinasi campak, dan empat diantara lima bayi menerima tiga dosis vaksin DPT yang dianjurkan. Diperlukan upaya berkelanjutan untuk mencapai dan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi. Mayoritas ibu sudah dapat mengakses layanan persalinan dan 95 persen kelahiran dibantu penolong persalinan terlatih. Namun layanan persalinan kesehatan reproduksi tetap masih perlu perbaikan, termasuk dalam hal peningkatam akses terhadap metode KB modern.

Semua anak berhak untuk mendapatkan akses kepada pendidikan yang layak. Provinsi Babel hampir mencapai akses universal pendidikan dasar. Namun, anak-anak dari rumah tangga termiskin berpeluang kecil untuk menamatkan sekolah menengah dibandingkan anak dari rumah tangga yang kaya. Kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama. Meskipun kualitas pendidikan Babel di atas rata-rata nasional, namun hanya enam dari 10 anak SD yang mampu mencapai nilai ambang batas nasional minimum dalam kemampuan membaca dan hanya seperempatnya yang memiliki kemampuan dalam matematika.

Praktik perkawinan anak pelan-pelan mulai turun. Di Babel, 16 persen perempuan usia 20-24 tahun sudah menikah sebelum berusia 18 tahun. Tingkat pernikahan anak jauh lebih tinggi di kalangan keluarga termiskin terutama di perdesaan. Sebanyak 28 persen perempuan dan anak perempuan pernah mengalami kekerasan fisik, seksual dan psikologis yang dilakukan oleh pasangannya.

Akses terhadap air minum, sanitasi dan higienitas sangat penting untuk mempercepat kemajuan di bidang kesehatan, pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Hampir 80 persen penduduk Babel menggunakan fasilitas sanitasi dasar di rumah, sementara satu dari 10 orang masih BAB sembarangan. Cakupan untuk air minum layak sudah di atas rata-rata nasional. Sebagian sekolah sudah memiliki toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan dan akses ke layanan air dasar. Bagi anak-anak, air, sanitasi dan kebersihan yang berkualitas baik akan memberikan landasan yang kokoh untuk keberlangsungan hidup dan pertumbuhan. Pemenuhan sarana air bersih, jamban, dan fasilitas cuci tangan merupakan bagian dari hak anak yang harus tersedia di setiap sekolah, namun pada faktanya masih banyak sekolah dengan fasilitas yang masih kurang memadai.

Berbagai bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk disiplin yang melibatkan hukuman fisik dapat menjalar kepada hal-hal lainnya. Kekerasan tidak hanya dapat menyebabkan luka fisik namun dapat memiliki dampak psikologis, sosial dan ekonomi dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini lah yang mendorong pencatatan kelahiran anak menjadi sangat penting dalam memberikan mereka identitas hukum, dan membantu memastikan setiap anak memperoleh hak-haknya. Di Babel 13 persen dari anak yang ada di dalam tahanan belum mendapatkan vonis. Sementara itu sembilan diantara 10 anak di bawah lima tahun telah memiliki akte kelahiran. Hal ini disebabkan keluarga belum mendaftarkan kelahiran sang anak yang mayoritas berasal dari keluarga kurang mampu. Keterbatasan uang untuk membayar biaya pendaftaran, lokasi kantor pencatatan yang jauh, serta terbatasnya informasi di daerah kurang berkembang menjadi faktor terbesarnya.

Selamat hari anak. Semoga anak-anak di Babel tumbuh sehat dan cerdas sehingga dapat memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan bangsa ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *