Mengukur Capaian Pembangunan Manusia di Belitung Timur by Gender

Di era emansipasi saat ini, kesetaraan gender merupakan isu global yang juga menjadi isu prioritas nasional. Gender bukan selalu tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan, isu gender lebih ditekankan pada perbedaan peranan dan fungsi yang ada dan dibuat oleh masyarakat. Oleh karena itu, gender penting dipahami dan dianalisa untuk melihat apakah perbedaan tersebut menimbulkan diskriminasi dalam artian perbedaan yang membawa kerugian pada pihak perempuan.

Capaian pembangunan manusia saat ini diukur lewat indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. Dimensi umur panjang dan sehat diwakili oleh indikator harapan hidup saat lahir dengan variabel Usia Harapan Hidup (UHH), dimensi pengetahuan diwakili oleh indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, dan dimensi standar hidup layak diwakili oleh indikator pengeluaran per kapita.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bisa diakses pada website BPS Kabupaten Belitung timur (belitungtimurkab.bps.go.id), IPM Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018 berada pada angka 70,22 meningkat 0,65 poin dibandingkan dengan data yang sama pada Tahun 2017. Dengan angka ini, IPM Kabupaten Belitung Timut tetap bertengger pada peringkat yang sama yaitu peringkat 4 seperti halnya tahun lalu. Dari keseluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, IPM Kabupaten Belitung Timur berada di bawah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembangunan manusia secara umum namun peningkatan tersebut juga dialami oleh kabupaten/kota yang lain sehingga dalam hal ini tidak terjadi pergeseran peringkat IPM untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi kepulauan Bangka Belitung.

Indeks Pembangunan Gender

IPM mengukur pencapaian pembangunan manusia secara umum namun belum menampilkan pencapaian dan disparitas gender, karena itu Badan Pusat Statistik juga membuat indikator lain untuk mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi mengungkapkan pencapaian laki-laki dan perempuan dalam bentuk Indeks Pembangunan Gender (IPG).

IPG Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018 berada pada angka 86,08 atau berada pada peringkat 6 dari 7 kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. IPG dihitung berdasarkan rasio antara IPM laki-laki dan IPM perempuan, oleh karena itu IPG semakin ideal apabila nilainya mendekati angka 100. Angka 86,08 sendiri mengartikan capaian pembangunan perempuan masih di bawah laki-laki dan angka IPG diatas 100 mengartikan sebaliknya, pembangunan perempuan lebih tinggi dari pada pembangunan laki-laki. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri angka IPG tertinggi berada pada Kota Pangkalpinang dengan nilai 92,94.

Sama halnya seperti IPM, IPG menggambarkan pembangunan pada 3 dimensi dasar manusia, dengan indikator Usia Harapan Hidup, Rata-rata lama sekolah, Harapan Lama Sekolah dan Pengeluaran per Kapita, jika kita bedah pada 4 indikator tersebut berdasarkan jenis kelamin, kondisi di Kabupaten Belitung Timur tergambar bahwa usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki dengan nilai 73,46 berbading 69,58; Harapan lama sekolah perempuan lebih tinggi daripada laki-laki dengan nilai 11,65 berbading 11,49; Rata-rata lama sekolah perempuan lebih rendah dari laki-laki dengan nilai 7,85 berbanding 8,38 dan ketimpangan terbesar terdapat pada angka pengeluaran per kapita dengan nilai 17.529(ribu) untuk laki-laki dan 6.761(ribu) untuk perempuan. Secara umum IPM perempuan di Kabupaten Belitung Timur berada pada angka 64,39 berbanding 74,80 untuk IPM laki-laki.

Pengeluaran per Kapita Perempuan Tidak Cukup Besar

Dari penjabaran indikator di atas terlihat bahwa terdapat selisih yang sangat besar antara pengeluaran per kapita laki-laki dan perempuan. Pengeluaran per kapita sendiri didapatkan dari hasil pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dimana seluruh pengeluaran rumah tangga dicatat baik pengeluaran makanan maupun non makanan untuk seluruh anggota rumah tangga dipilah per anggota rumah tangga, hal ini berarti terdapat selisih yang signifikan dalam pengeluaran rumah tangga yang dikeluarkan untuk laki-laki dibandingkan dengan perempuan, hal ini juga yang mengakibatkan angka IPM untuk perempuan lebih rendah dari IPM untuk laki-laki yang berimbas pada nilai IPG berada pada angka 86,08 (dibawah 100) cukup rendah mengingat angka tersebut berada pada peringkat 6 dari 7 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini yang semestinya menjadi konsen utama menyikapi isu kesetaraan gender di Kabupaten Belitung Timur karena 3 indikator lain menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan antara laki-laki dan perempuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *