Kalimat tersebut tertulis di salah satu sudut Museum Kata milik Andrea Hirata. Lewat salah satu karyanya yang difilmkan dan menjadi populer, Andrea Hirata menceritakan perjuangan menggapai pendidikan di tanah Belitong. Film yang berjudul Laskar Pelangi ini mengkisahkan tentang anak-anak yang berjuang mengenyam pendidikan di sebuah sekolah tingkat dasar. Siapa pun yang telah menonton film fenomenal tersebut pasti sepakat bahwa perjuangan untuk meraih pendidikan di tanah Belitong yang digambarkan tidaklah mulus.
Hari ini, anak-anak di tanah Belitong tidak sedang memperjuangkan pendidikan pada tingkat sekolah dasar. Mereka sedang bertaruh untuk melanjutkan mimpi mereka ke bangku kuliah atau cukup dengan ijasah SMA/SMK-nya, kemudian mencari pekerjaan. Kedua pilihan tersebut memiliki konsekuensi yang tidak mudah. Sebagai daerah kepulauan, khususnya di pulau kecil seperti Pulau Belitung, beberapa aspek menjadi sulit karena ketidaktersediaan fasilitas.
Pulau Belitung, atau Belitong dalam bahasa setempat, terletak di lepas pantai timur wilayah Sumatera. Pulau Belitung merupakan pulau terbesar kedua setelah Pulau Bangka di wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terdiri dari Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Pulau Belitung menjadi salah satu penopang terbesar perekonomian di provinsi ini karena memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup tinggi.
Di pulau ini, lada putih (sahang) menjadi salah satu kekayaan dari segi pertanian. Selain itu, yang tidak kalah bernilai yaitu hasil timahnya yang sempat menjadi lapangan pekerjaan utama tempat bergantung masyarakat setempat. Belum lagi hasil perikanannya yang juga menjadi sumber mata pencarian masyarakat. Terakhir, objek wisatanya yang terkenal di Indonesia sampai dengan wisatawan negara sebelah, Malaysia dan Singapura.
Akan tetapi, kekayaan alam tidak serta merta menjamin kemakmuran dan kemajuan kualitas masyarakatnya terutama dari segi pendidikan. Khususnya untuk Kabupaten Belitung Timur yang menjadi wilayah terjauh dari pusat provinsi. Dari segi pendidikan, anak-anak di Belitung Timur lebih “tidak beruntung” dibandingkan dengan anak-anak di Kabupaten Belitung karena tidak ada sekolah tinggi maupun universitas satu pun di Belitung Timur.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018, hanya terdapat 7,43 persen penduduk di Kabupaten Belitung Timur yang memiliki ijasah sarjana. Sarjana yang dimaksudkan adalah mereka yang memiliki ijasah D1/D2, D3, D4/S1, atau S2/S3. Persentase dihitung dari penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.
Persentase lulusan sarjana di Kabupaten Belitung Timur lebih sedikit dibandingkan di Kabupaten Belitung yang mencapai 8,89 persen. Hal ini wajar mengingat di Kabupaten Belitung telah tersedia sarana pendidikan setingkat sekolah tinggi atau universitas. Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas pendidikan di suatu daerah berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendidikan masyarakat daerah tersebut.
Fasilitas pendidikan yang sulit diakses karena jarak yang jauh menyebabkan pembengkakan biaya pendidikan. Oleh karena itu, anak-anak di Kabupaten Belitung Timur yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi harus merogoh kocek lebih dibandingkan yang lain. Biaya perjalanan dan akomodasi selama menempuh pendidikan yang jauh dari tempat asal harus menjadi beban tersendiri. Akhirnya, tidak semua lapisan masyarakat mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang sarjana karena faktor biaya.
Meskipun demikian, terdapat alternatif lain untuk menempuh pendidikan tinggi di Belitung Timur tanpa harus jauh-jauh ke kabupaten/kota lain yaitu dengan jalur Universitas Terbuka (UT). Namun, pilihan ini terdapat konsekuensi lain seperti kualitas dan atmosfer yang berbeda dengan sekolah tinggi atau universitas pada umumnya. Untuk anak-anak yang baru saja lulus dari pendidikan sekolah menengah tingkat atas, iklim sekolah tinggi dan universitas yang hadir secara fisik bisa mempengaruhi cara berpikir dan kreativitas mereka. Kemudian akan berdampak positif terhadap kualitas sumber daya manusia nantinya.
Harapannya, semoga mimpi anak-anak di Belitung Timur untuk mendapatkan pendidikan tinggi berkualitas bisa terealisasi. Tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Kesempatan ini sudah selayaknya diperjuangkan agar menjadi bekal mereka membangun daerahnya sendiri.
Statistisi Ahli Muda
BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung