Tantangan Pendidikan Menengah Kabupaten Bangka Barat

Perkembangan pendidikan di Kabupaten Bangka Barat merupakan faktor yang terpenting dalam pembangunan manusia di Kabupaten Bangka Barat. Tingkat pendidikan masyarakat merupakan investasi daerah baik untuk individu maupun kelompok. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan yang memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya. Titik berat pembangunan pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu, ditingkatkan pula kesempatan belajar pada jenjang yang lebih tinggi. Dengan semakin meningkatnya kualitas pendidikan diharapkan tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Bangka Barat semakin membaik dan tetntunya akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk.

Pada tahun 2018 persentase angka kemiskinan di Kabupaten Bangka Barat meningkat dari 2,98 persen pada tahun 2017 menjadi 3,05 persen di tahun 2018. Salah satu pemicu kemiskinan adalah adalah pendidikan yang rendah, dimana rendahnya tingkat pendidikan akan menyebabkan pendapatan rendah yang nantinya memicu tingkat kesehatan yang rendah pula. IPM Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2017 menduduki peringkat ke-6 dari tujuh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini juga disebabkan oleh rata-rata lama sekolah yang hanya sebesar 7,06 tahun dan harapan lama sekolah yang memiliki nilai sebesar 11,50 tahun.

Dari nilai rata-rata lama sekolah sebesar 7,06 tahun menunjukkan bahwa secara rata-rata penduduk di Kabupaten Bangka Barat usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VII (kelas I SMP sederajat). Dengan kata lain, rata-rata penduduk di Kabupaten Bangka Barat belum bisa menikmati program wajib belajar 9 tahun. Nilai harapan lama sekolah sebesar 11,50 tahun menunjukkan bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga kelas 2 atau kelas 3 SMA/Sederajat. Tentunya ini masih menjadi perhatian agar harapan lama sekolah di penduduk Kabupaten Bangka Barat bisa mencapai kondisi nilai ideal sebesar 15 tahun, sehingga anak-anak usia 7 tahun bisa mengenyam pendidikan perguruan tinggi.

Penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2018 sebagian besar hanya berijazah SD dan juga ada yang tidak memiliki ijazah. Terdapat 27,71 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang tamat SD sederajat. Bahkan terdapat 23,84 persen pensusuk usia 15 tahun ke atas tidak memiliki ijazah karena tidak tamat SD atau tidak pernah bersekolah. Sementara yang memiliki ijazah SMP sederajat sebesar 20,16 persen, memiliki ijazah SMA sederajat 21,21 persen dan memiliki ijazah diploma dan sarjana sebesar 7,08 persen. Masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Bangka Barat akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang rendah, yang pada akhirnya tidak dapat berperan optimal dalam pembangunan daerah.

Perkembangan kondisi pendidikan menengah di Kabupaten Bangka Barat mesti mendapat perhatian dari pemerintah. Pada tahun 2018 nilai APM di Kabupaten Bangka Barat untuk pendidikan menengah masih rendah. Pada tahun 2018 nilai APM SD sebesar 100 persen, APM SMP sebesar 66,43 persen, dan APM SMA sebesar 53,22 persen. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran penduduk usia sekolah untuk mengenyam pendidikan menengah. Masih diperlukan upaya untuk mengungkit kesadaran masyarakat agar bisa menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Akses pendidikan dapat difokuskan pada pendidikan menengah agar pemerataan dan perluasan pelayanan pendidikan semakin baik untuk dinikmati anak usia sekolah.

Dari sisi fasilitas jumlah sekolah dan guru yang ada di Kabupaten Bangka Barat sudah dapat dibilang mencukupi. Hal ini dikarenakan nilai rasio murid guru dan rasio murid kelas sudah di bawah nilai maksimal (masuk kategori nilai ideal). Nilai ideal rasio murid guru adalah 20 dan rasio murid kelas adalah 32. Jumlah SD pada tahun 2017 sebesar 126 SD negeri dan 7 SD swasta dengan rasio murid guru SD sebesar 17,67 dan rasio murid kelas 23. Untuk jenjang SMP pada tahun 2017 jumlah SMP Negeri ada 27 sekolah dan SMP swasta terdapat 8 sekolah. Rasio murid guru SMP sebesar 16,77 dan rasio murid kelas SMP sebesar 26,56 . Sementara jumlah sekolah untuk pendidikan menengah atas di tahun 2017 terdapat 6 SMA negeri, 4 SMA swasta, 4 SMK negeri, dan 4 SMK swasta. Rasio murid guru untuk SMA sebesar 17,21 dan untuk SMK sebesar 15,08. Untuk nilai rasio murid kelas SMA sebesar 24,72 dan rasio murid kelas SMK sebesar 24,82.

Tantangan pendidikan di Kabupaten Bangka Barat yang terlihat saat ini adalah program wajib belajar 9 tahun yang belum tercapai. Pemerintah daerah hendaknya memberikan arahan atau sosialisasi terhadap masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan, supaya anak-anak bisa terus bersekolah sampai jenjang pendidikan menengah atas bahkan sampai pendidikan tinggi. Faktor ketikmampuan orang tua dalam membiayai sekolah anaknya juga perlu mendapat perhatian. Pada tahun 2018 terdapat sekitar 4,49 persen rumah tangga yang menerima PIP. Program subsidi pendidikan pemerintah mesti tepat sasaran. Di samping bantuan dana BOS, perlu upaya-upaya meringankan biaya pribadi siswa miskin melalui kerja sama dengan pihak komite sekolah.

Perlu juga diterapkan pendidikan keluarga di rumah untuk mengatasi rendahnya motivasi orang tua terhadap pendidikan. Menghadapi era milenial saat ini sangat diperlukan pendidikan keluarga dimana orangtua berperan dalam mendidik anaknya, mengawasi pergaulan anaknya, dan meningkatkan motivasi diri anaknya untuk tetap bersekolah. Pemerintah, pihak sekolah dan orang tua harus menjalin kerja sama yang baik. Dengan sinergitas pemerintah dan pihak sekolah program pembangunan pendidikan keluarga ini dapat diterapkan dengan menggelar pertemuan dengan orang tua secara rutin dan terjadwal, menggelar kelas orang tua, menyelenggarakan kelas inspirasi bagi orang tua tentang performa bakat dan akademik, pilihan college course (pendidikan kuliah) dan diskusi masa depan anak-anaknya, dan juga mengadakan pentas kelas akhir tahun dengan melibatkan orang tua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *