Susu Terbaik dari Ibu

Pemberian makan yang tepat sangat penting dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dan mencegah malnutrisi pada bayi dan anak balita. UNICEF dan WHO menyarankan untuk memberikan air susu ibu (ASI) saja selama sedikitnya 6 bulan pertama, memberikan makanan padat ketika anak sudah berumur 6 bulan, dan kemudian melanjutkan pemberian ASI hingga anak berumur 2 tahun. Sejalan dengan ini, Pemerintah Indonesia telah mengubah rekomendasi pemberian ASI ekslusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.

ASI merupakan sumber nutrisi yang terbaik yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Bagi bayi ASI merupakan makanan paling sempurna. Kandungan dalam ASI memberikan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan dan zat kekebalan. ASI juga dapat memaksimalkan pertumbuhan bayi dan status gizi bayi menjadi ideal, baik dalam pertumbuhan tinggi badan maupun berat badan.

Pemberian ASI sudah diyakini para pakar kesehatan bahwa dapat membentuk perkembangan emosi karena dalam dekapan ibu selama disusui, bayi bersentuhan langsung dengan ibu sehingga mendapatkan kehangatan, kasih sayang, dan rasa aman. Berdasarkan penelitian, bayi yang mendapatkan ASI sampai usia dua tahun mengurangi tingkat kekerasan ibu terhadap anak.

Begitu pentingnya ASI hingga pemerintah membuat target nasional untuk pemberian ASI ekslusif adalah 80 persen. Berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Nasional (SDKI) tahun 2017 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa, di Indonesia baru 52 persen anak di bawah 6 bulan yang menerima ASI ekslusif. Hal ini masih lumayan jauh dari target yang ditetapkan tetapi sudah ada peningkatan dalam lima tahun terakhir 42 persen dan menjadi 52 persen.

Data hasil SDKI tahun 2017 juga menunjukkan bahwa ada 24,9 persen anak yang berumur kurang dari 2 tahun yang sama sekali tidak mendapatkan ASI di Indonesia. Sedangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada 25,1 persen anak yang berumur kurang dari 2 tahun yang sama sekali tidak mendapatkan ASI. Selain angka tidak mendapatkan ASI di Bangka Belitung lebih tinggi dari angka nasional, anak yang berumur kurang dari 2 tahun yang sama sekali tidak mendapatkan ASI, di Bangka Belitung bahkan lebih tinggi dari Papua yang hanya 24,6 persen.

Dari data tersebut perlu adanya usaha baik dari fasilitator kesehatan untuk memberikan pengertian terkait pentingnya ASI dan menjelaskan mitos-mitos yang salah. Selain itu harus ada kesadaran ibu untuk yakin akan pentingnya ASI untuk tumbuh kembang anak. Ibu juga harus yakin bahwa ASI akan cukup memenuhi kebutuhan anak. Menurut konselor menyusui, dr. Wiyarni Pambudi, SpA, sebetulnya produksi ASI seorang ibu sudah dirancang mencukupi kebutuhan anak, jadi tidak perlu khawatir ASI tidak cukup. Meski begitu harus tetap ada usaha dari ibu agar pemberian ASI tetap optimal.

Adapun kiat agar ibu dapat memberikan ASI dengan optimal yaitu; (1) memenuhi nutrisi dengan memakan makanan yang sehat dan makanan yang menstimulasi ASI, (2) Usahakan menyusui langsung untuk menstimulasi produksi ASI. Untuk ibu pekerja, minimal sekali sehari dianjurkan ada menyusui langsung, (3) Dukungan dari berbagai pihak terutama keluarga juga menjadi faktor penting bagi ibu menyusui, karena jika stres akan mempengaruhi produksi ASI, dan (4) disiplin dalam menyusui atau memerah ASI karena dalam ASI belaku supply sama dengan demand.

Semangat meng-ASI-hi untuk para ibu yang memiliki anak di bawah 2 tahun, dan untuk para calon ibu yang menanti kehadiran malaikat kecilnya. Bersama membangun Negara dengan memenuhi nutrisi anak diawali dari memberikan ASI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *